DLH Samarinda Olah Minyak Jelantah jadi Biodiesel, Hasilnya Miliaran Rupiah

| Berita
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Suara.com | Jum’at, 26 Maret 2021

DLH Samarinda Olah Minyak Jelantah jadi Biodiesel, Hasilnya Miliaran Rupiah

Dinas Lingungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, menggandeng PT Garuda Sinar Perkasa (GSP) untuk mengelola minyak jelantah menjadi biodiesel atau atau bahan bakar mesin diesel. Hasilnya, lebih dari Rp 2 miliar berhasil didapatkan. Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso mengatakan,  rencana tersebut ialah program Jelantah Membangun Samarinda ( Jeng Rinda). Rusmadi menjelaskan,selama ini minyak jelantah dianggap limbah. Ternyata dapat dikelola bernilai ekonomis, menjadi biodiesel. “Limbah minyak goreng atau jelantah ini bisa dikelola dan bermanfaat, per satu liter jelantah harganya Rp7 ribu, yang kemudian diolah menjadi biodiesel,” kata Rusmadi, belum lama ini, dilansir dari Antara. Bahkan, pengelolaan minyak jelantah, selain bernilai ekonomis dinilai Rusmadi juga akan berdampak pada penanggulangan banjir di Kota Tepian. “Jelantah ini mempunyai kandungan lemak tinggi dan ketika menempel di dinding-dinding saluran drainase maka bisa menghambat jalannya air,” kata Rusmadi. Dengan adanya program Jeng Rinda, masyarakat diminta untuk turut berpartisipasi. Yakni mengumpulkan minyak jelantah untuk dikelola secara mandiri maupun bersama-sama. Skema Jeng Rinda, kata Rusmadi, akan mendapatkan donasi dari masing-masing pegawai kelurahan, kecamatan, dan seluruh OPD diberikan satu jeriken untuk diisi jelantah. Tak hanya itu saja, Jeng Rinda di tingkat RT akan masuk dalam program Probebaya Rp 100 juta sampai Rp300 juta per RT per tahun. “Dananya bisa digunakan untuk masing-masing RT, sasaran kami lingkungan terjaga dan ada nilai ekonomis,” kata Rusmadi.

Kepala DLH Samarinda Nurrahmani membenarkan apa yang dipaparkan Rusmadi. Dia menjelaskan, kerja sama Pemkot Samarinda dengan GSP telah berjalan sejak 2019 lalu. Melalui Jeng Rinda, kata Nurrahmani, pegawai Pemkot Samarinda diminta mengumpulkan jelantah yang kemudian diserahkan kepada PT GSP untuk dijadikan bahan baku biodiesel. “Mulai 2017 membangun sinergi, kemudian 2019 diaplikasikan. Hari ini kembali kami canangkan,” kata Nurrahmani. “Pengelolaan jelantah pada 2019 adalah 432.400 kilogram per tahun, dan pada 2020 sebanyak 328.000 kilogram per tahun,” lanjutnya. Sebelumnya, hasil kerja sama dengan GSP pada 2019 dan 2020, harga jelantah Rp 3 ribu per liter. Hasilnya, pada 2019 diperoleh Rp1.297.200.000 dan Rp984 juta pada 2020. Sebagian hasil pengelolaan Jeng Rinda pada 2019 yang berjalan dari Oktober-Desember disumbangkan ke SD 02 Sungai Kapih Samarinda yakni berupa pembangunan enam wastafel. “Donasi ini berasal dari empat hotel, satu rumah makan, dan satu usaha waralaba. Mereka mendonasikan 10 persen jelantah mereka,” urainya. CEO PT GSP Puput Deni Iswara mengatakan, bahan baku biodiesel hasil kerja sama DLH Samarinda diekspor ke Eropa. “Dana yang masuk dikumpulkan ke rekening bersama yang dibuka DLH,” kata Puput.

https://kaltim.suara.com/read/2021/03/26/200144/dlh-samarinda-olah-minyak-jelantah-jadi-biodiesel-hasilnya-miliaran-rupiah?page=all

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *