Hulu-Hilir Biodiesel Indonesia

| Artikel
Bagikan Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Tuhan menciptakan bumi dengan makhluk hidupnya, serta bahan-bahan kehidupan yang dibutuhkan untuk dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu bahan bakar energi yang menjadi sumber energi matahari adalah energi fosil. Energi fosil diperoleh dari perut bumi, di mana aspal, petroleum, dan lainnya ditemukan. Semakin banyak energi yang digunakan, semakin tinggi bahan yang diperlukan setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan pengurangan sumber bahan-bahan yang ada di dalam bumi. Karena hal itu, ada kemungkinan bahwa sisa bahan bakar fosil akan habis dalam 50 tahun ke depan. 

Biodiesel memiliki bahan pokok dari minyak sayur, seperti minyak kedelai, minyak canola, minyak lobak, minyak sawit, dan tanaman lainnya. Hal ini dikenal sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Pada akhirnya, kita akan kehilangan pembangkit listrik dan bahan bakar tak terbarukan apabila tidak beralih menggunakan bahan bakar terbarukan. Kita bisa bayangkan apabila kita merasakan dampak penggunaan bahan bakar tak terbarukan, bagaimana kita kan hidup tanpa bisa memasak dan mengalami mati listrik. Penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia telah menjadi perilaku yang wajar. Padahal, dampak dari penggunaan bahan bakar tersebut menyebabkan pemanasan global, merusak iklim, cuaca, atmosfer, kualitas udara, peningkatan suhu, kesehatan makhluk hidup dan lainnya.

Penggunaan bahan bakar tak tergantikan berdampak pada pembuangan karbon emisi, yang mana menjadi salah satu masalah. Semakin banyak karbon emisi yang dihasilkan, semakin rusak bumi kita. Namun, masih banyak yang meremehkan dampak tersebut. Terlalu besar efek rumah kaca yang berpolusi di atmosfer, dan itu akan berdampak pada iklim secara keseluruhan:

  1. Iklim yang lebih hangat dapat meningkatkan penyakit dan kematian akibat panas, serta meningkatnya polusi udara.
  2. Semakin banyak gelombang panas, banjir, dan kekeringan dapat terjadi di iklim yang lebih hangat. Juga dapat menurunkan hasil panen.
  3. Kenaikan permukaan air laut dapat merusak ekosistem di pesisir, dan akan menghilangkan lahan basah.
  4. Perubahan iklim dapat mengubah perilaku makhluk hidup dan bagaimana mereka berinteraksi. Hal ini dapat merubah ekosistem pada saat ini.

Sudah menjadi kebutuhan untuk masyarakat untuk mulai menggunakan biodiesel, dengan tujuan menurunkan resiko penggunaan bahan bakar tak terbarukan, sebelum terlambat. Untuk menyelamatkan bumi, masyarakat harus mengambil langkah baru untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, dimulai dari hal kecil. Hal kecil dapat mempengaruhi yang lain untuk mengikuti, dan hal ini akan menjadi sebuah kebiasaan. Selain masyarakat, industri dan manufaktur juga harus meminimalisasikan penggunaan karbon emisi untuk mencegah limbah berlebihan pada udara. Selaras dengan yang dikatakan Dedy “Mi’ing” Gumelar, bahwa tingkat kepanasan bumi meningkat karena eksploitasi besar-besaran di seluruh dunia dan penggunaan tenaga, serta produksi, seperti untuk kendaraan dan mesin industri lainnya. Produksi tersebut yang menghasilkan karbon emisi yang besar, yang mengakibatkan polusi pada atmosfer.

Dengan visi untuk mengumpulkan perusahaan-perusahaan biofuel, menyatukan industri biofuel seluruh Indonesia untuk menjadi kekuatan di negara ini,  meningkatkan kemakmuran dalam masyarakat untuk Indonesia, APROBI berniat untuk menjadi rekan dengan perusahaan-perusahaan biofuel untuk pembangunan program pemerintah yang efektif dan signifikan mengenai penggunaan biodiesel nasional, dan mungkin seluruh dunia.