Bersama Jo Hyundai, Rekind Bakal Garap Proyek TPPI Olefin Complex

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Investor.id | Jum’at, 25 September 2020

Bersama Jo Hyundai, Rekind Bakal Garap Proyek TPPI Olefin Complex

PT Rekayasa Industri (Rekind) bakal menggarap Engineering, Procurement, Construction and Commisioning (EPCC) proyek pembangunan Pusat Produksi Olefin dan Aromatic milik PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Isyarat akan keterlibatan itu tergambar dari lolosnya Jo Hyundai Enginering, di mana Rekind termasuk di dalamnya dan Konsorsium Technip sebagai penawar terbaik secara administratif, teknikal dan komersial dalam proses tender Proyek Strategis Nasional tersebut. Proses tender ini merupakan bagian dalam upaya untuk segera mewujudkan harapan pemerintah Indonesia menekan angka impor migas. Proyek dengan investasi senilai Rp50 triliun dengan sebutan TPPI Olefin Complex ini bakal memproduksi High Density Polyethylene (HDPE) sebanyak 700.000 ton per tahun, Low Density Polyethylene (LDPE) sebanyak 300.000 ton per tahun, dan Polipropilena (PP) 600.000 ton per tahun. Mengingat strategisnya proyek ini, PT Pertamina (Persero) selaku pemilik 51 persen saham PT TPPI mendesain jalannnya proses tender DBC Olefin TPPI dengan bersih dan transparan. Bahkan pelaksanannya juga disupervisi langsung oleh Jaksa Agung Muda Intelejen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI dan Bareskrim Polri. “Kami bersyukur proses tendernya berjalan lancar, bersih, sesuai dengan harapan kita bersama. Sehingga proyek bisa segera terealisasi dan Rekind kembali berkarya dalam pengembangan perekonomian bangsa,” ujar SVP Corporate Secretary & Legal Edy Sutrisman melalui keterangan tertulisnya, Jumat (25/9). Keterlibatan Rekind dalam proyek TPPI, memang bukan kali ini terjalin.

Sebelumya, pada awal Juni 2020, Anak Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) ini juga terlibat dalam pengerjaan EPCC yang fokusnya bagi pembangunan 5 Tanki Produk milik PT TPPI di Tuban, Jawa Timur. Proyek pembangunan 5 Tanki Produk TPPI ditargetkan selesai pada 2 Desember 2021. Dalam proyek ini Rekind merupakan single entity (tidak berpartner) dan berperan sangat strategis untuk bidang EPCC. Tangki yang dibangun meliputi 3 unit Tangki Mogas dengan kapasitas masing-masing 40.000 meter kubik, dengan diameter mencapai 63.8 meter dan tinggi 14.95 meter. Kemudian, 1 unit Tangki Paraxylene dengan kapasitas 38.000 meter kubik, diameter 62 meter dan tinggi 14.95 meter serta 1 unit Tangki Sweet Naphtha dengan kapasitas 15.200 meter kubik dengan diameter 39.3 meter dan tinggi 14.95 meter. Sedangkan detail lingkup pekerjaannya di antaranya meliputi pengerjaan persiapan, administrasi, perijinan, mobilisasi/demobilisasi. Selain itu juga termasuk project management, engineering design, supply fabrication dan procurement, termasuk di dalamnya, pengepakan, handling dan transportasi. Untuk bidang konstruksi, fokus pengerjaannya terkait pengerjaan instalasi baru tank system. Kemudian ada juga quality control assurance, reporting, document, mechanical completion, precommissioning dan commissioning test. “Kami patut berbangga karena Rekind bisa berpartisipasi langsung dalam menciptakan ketahanan energi nasional. Hal ini sejalan dengan pengalaman dan kompetensi Rekind di bidang petrokimia khususnya dalam membangun Tangki Produk milik TPPI. Maka dari itu, tentu Rekind akan bekerja maksimal dengan dukungan penuh dari tenaga-tenga kerja yang profesional, inovatif dan berdedikasi tinggi,” tambah Edy Sutrisman. Dengan komitmen sinergi yang kuat antarkedua perusahaan ini, diyakini tidak hanya mampu memacu produksi, tapi juga dapat meningkatkan peran pelaku industri agar dapat menciptakan pasar yang lebih besar bagi produk petrokimia. Harapannya, dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor, sekaligus memperbaiki current account defisit. Selama berkiprah 39 tahun, Rekind telah membuktikan prestasi melalui pengalaman yang dimiliki dalam bidang rancang bangun dan perekayasaan industri di Tanah Air. Di bidang petrokimia, kontraktor nasional ini juga mampu membangun rangkaian 9 pabrik pupuk di Indonesia dan 2 pabrik di regional Asean, yakni pabrik gula terpadu serta bioenergi (pabrik bioethanol, methanol dan biodiesel).

https://investor.id/business/bersama-jo-hyundai-rekind-bakal-garap-proyek-tppi-olefin-complex

Republika.co.id | Minggu, 27 September 2020

Dodi Reza Alex, Ajak SMSI Eksplor Konten Kreatif Di Muba

Meski dalam situasi Pandemi Covid-19 yang masih melanda di Indonesia, namun tidak mengurangi semangat Insan Pers terus bekerja secara profesional, dan apresiasi yang luar biasa patut diberikan pada Organisasi profesi yang baru saja diakui secara sah sebagai konstituen Dewan Pers. Demikian disampaikan Dr. H. Dodi Reza Alex Noerdin, Lic., Econ., MBA dalam paparannya didepan sejumlah Owner Perusahaan Media yang tergabung dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berlangsung selama dua hari 26-27 September 2020 di Hotel Marbella Anyer Banten, Sabtu (26/9). Dodi menuturkan, peran Media Siber menjadi ujung tombak di era Digitalisasi saat ini, betapa pentingnya media Siber sebagai Fenetrasi kecepatan informasi sekaligus sebagai fleksibilitas bagi masyarakat secara umum mendapatkan kemudahan berbagai informasi yang terjadi lebih cepat. “Dulu kita masih sangat merasakan berbagai keterbatasan informasi, apalagi bagi masyarakat awam yang jauh dari dunia perkotaan untuk mengakses berbagai berita dan kabar terupdate, namun dengan hadirnya media Siber bahkan di pedesaan saja masyarakat kami seperti di Muba yang menyadap karet di kebun sudah bisa membaca berita atau akses informasi baru lebih cepat cukup melalui ponsel,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan Dodi, dirinya juga mohon support dan dukungan semua rekan-rekan SMSI untuk dapat mengkampanyekan kekayaan daerah dan berbagai kemajuan di Kabupaten Musi Banyuasin, melalui Konten-konten yang dibutuhkan. “Saya tantang kawan-kawan SMSI untuk datang ke Bumi Serasan Sekate, apapun informasi yang anda butuhkan kami siap menyediakan, mulai dari Kekayaan Alam, bahkan Gagasan terbaru kami pertama di Indonesia untuk menghadirkan Biofuel dari kebun sawit milik rakyat menjadi energi terbarukan yang dapat menghasilkan Afture, Biodiesel, Minyak Bensin, dll, tentunya konten ini dapat menjadi bahan menarik untuk rekan-rekan di SMSI mengupas lebih dalam,” ungkap Orang nomor satu di Bumi Serasan Sekate ini di hadapan Insan Media se-Indonesia. Selain itu, Ketua Umum SMSI, Firdaus didampingi Sekjend, dan Ketua SMSI Provinsi Sumatera Selatan saat menyambut kedatangan Bupati Inovatif ini, memberikan rasa hormat dan kagum atas sharingnya kepada sejumlah peserta Rakernas I SMSI tersebut. Terpisah, Heriyanto SH selaku Ketua SMSI Kabupaten Musi Banyuasin menegaskan, bahwa SMSI dan Owner Media di Kabupaten Muba siap menyambut kedatangan rekan-rekan SMSI terkait tantangan Bupati untuk mengupas tuntas Potensi dan Prestasi yang ada di Bumi Serasan Sekate. “Kami sangat bangga sekaligus terharu dengan kehadiran Bapak Bupati, dan satu-satunya Kepala Daerah yang diundang secara langsung dan memukau semua peserta Rakernas I SMSI, meskipun kami dari jauh tapi ini semua kebanggaan bagi insan media di Musi Banyuasin,” tuturnya.

https://republika.co.id/berita/qhasz0380/dodi-reza-alex-ajak-smsi-eksplor-konten-kreatif-di-muba

Beritasatu.com | Jum’at, 25 September 2020

Menteri ESDM: Investor Bebas Pilih Skema Kontrak Migas

Pemerintah terus berupaya membuat iklim investasi minyak dan gas bumi menarik bagi investor. Upaya yang dilakukan antara lain dengan memberi kebebasan para pebisnis migas untuk memilih skema kontrak kerja sama (production sharing contract/PSC). Adapun kontrak tersebut yakni PSC bagi hasil kotor (gross split) dan pengembalian biaya operasi (cost recovery). Pemberlakuan dua jenis kontrak ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No 12 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Permen ESDM No 8/2017 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, kebijakan tersebut merupakan hasil masukan dari pelaku usaha migas. Skema gross split cocok untuk lapangan migas yang sudah dikerjakan. Pasalnya, investor sudah dapat memperkirakan biaya yang dibutuhkan. Sementara lapangan migas baru dengan tingkat risiko tinggi, lebih tepat menggunakan skema cost recovery. Dengan cost recovery maka investor memiliki jaminan kepastian. “Dari pertimbangan itu kita buka dua opsi. Terserah mereka mau cost recovery atau gross split. Tapi yang daerah baru kecenderungan para pebisnis ini cost recovery,” kata Arifin Tasrif dalam acara 60 Minutes with Arifin Tasrif dengan tema “Menuju Kemandirian Energi” yang dipandu Direktur Pemberitaan Berita Satu Media Holdings (BSMH) Primus Dorimulu, ditayangkan Beritasatu TV pada Rabu (23/9/2020) malam. Skema kontrak gross split ditawarkan dalam lelang blok migas yang digelar selama periode 2017-2018. Dari 49 blok migas yang dilelang, Kementerian ESDM memperoleh pemenang untuk 14 blok migas. Sementara tahun lalu, Kementerian ESDM hanya memperoleh tiga pemenang, dari 13 blok yang dilelang. “Kita rasakan dengan kebijakan yang mengharuskan gross split kemarin memang animo agak berkurang. Kita dengarkan, kita panggil pelaku para bisnis migas ini apa masalahnya,” kata Arifin.

Arifin mengungkapkan, Kementerian ESDM sedianya melelang 12 wilayah kerja migas tahun ini. Dalam lelang tersebut pemerintah memberi kebebasan pelaku migas untuk memilih skema PSC. Namun lelang ditunda seiring pandemi Covid-19. Penundaan ini digunakan Kementerian ESDM untuk memperbaiki data yang diperlukan. Dengan begitu, para investor semakin yakin dalam berinvestasi di dalam negeri. Pihaknya menerima masukan dari pelaku migas terkait masalah perpajakan. Pihaknya pun melakukan komunikasi dengan kementerian terkait dan sebagian besar mulai diperbaiki dan banyak kemajuan dalam beberapa waktu ini. “Kita harapkan persyaratan untuk membuka iklim investasi di migas bisa kita perbaiki dan disempurnakan jadi lebih menarik,” katanya. Selain itu, lanjut Arifin, masalah pendataan juga tengah diperbaiki. Fleksibilitas mendapatkan data harus dibuka, sehingga calon investor confidence memasuki lapangan tertentu. “Ini sudah kita lakukan. Eksplorasi sedang kita dorong dilakukan secara masif. Kementerian mendorong eksplorasi tidak hanya di migas tapi juga di mineral dan batubara. Supaya mengetahui persis apa yang ada di bumi dan sejauh mana kita bisa mengeksploitasi dan memberikan manfaat untuk masyarakat,” jelasnya. Pemerintah, kata Arifin, memang tengah mengejar target untuk mencapai kemandirian energi. Tantangan saat ini adalah demand energi terus meningkat, sementara suplai dalam hal ini produksi terus menurun, sehingga BBM harus diimpor. Sebagai subtitusi minyak tanah pun harus impor LPG untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Minyak kita kalau tidak ada cadangan baru dalam 10 tahun minyak akan habis. Gas kita 20 tahun kalau tidak ada sumber baru,” ujarnya. Upaya mengurangi ketergantungan impor dilakukan dengan mencanangkan program 1 juta barel di tahun 2030. Dari segi potensi, kata dia, Indonesia memiliki 128 cekungan migas. Dari jumlah tersebut tersisa 68 cekungan yang belum digarap. Dia menegaskan hanya dengan eksplorasi maka dapat mengetahui seberapa besar sumber daya alam yang dimiliki. Pasalnya, di era 70-an Indonesia pernah memproduksi minyak bumi hingga 1,7 juta barel per hari (bph). Alhasil Indonesia menjadi negara eksportir minyak dan masuk dalam jajaran keanggotaan OPEC. “Tanpa eksplorasi maka cadangan migas akan habis dalam waktu 10 tahun. Kita masih ada 68 cekungan belum dieksplorasi. Ini yang harus segera eksplorasi untuk mengurangi ketergantungan impor,” tuturnya. Salah satu potensi gas yang besar adalah di Blok Masela yang ditargetkan berproduksi pada 2027. “Memang masih lama, karena proses untuk bisa dari cadangan sampai produksi bisa 10-15 tahun. Memamg kita enggak boleh terlambat pada eksplorasi,” katanya. Proyek Masela, kata Arifin, membutuhkan kajian serta pendanaan yang besar. Di proyek ini nantinya pemerintah daerah juga akan dilibatkan. Bahkan untuk provinsi Nusa Tenggara Timut (NTT) akan berpartisipasi dalam bentuk antara lain tenaga kerja. Sementara itu di sisi hilir, Indonesia melalui Pertamina punya program membangun kilang baru yang ditargetkan rampung pada 2027. Selain itu, program hilirisasi batubara dalam 5 tahun kedepan diharapkan sudah tersedia pabriknya. “Kita bisa mengurangi impor. Apalagi, kita bisa masifkan jaringan gas. Kita punya gas cukup besar potensinya ke depan masih ada,” katanya.

Selain BBM, lanjut Arifin, pemerintah pun berupaya menekan impor LPG dengan hilirisasi batu bara. Indonesia memiliki cadangan batu bara mencapai 25 miliar ton dengan perkiraan mampu diproduksi hingga 2050. Ketersediaan batu bara tersebut selama ini sebagian besar dikirim ke luar negeri. Sebagai contoh target produksi tahun ini sebesar 550 juta ton, dari jumlah tersebut untuk kebutuhan dalam negeri hanya 200 juta ton. Oleh sebab itu dia menyebut batu bara harus dimanfaatkan untuk mensubtitusi kebutuhan LPG. “Kita punya batu bara bisa menghasilman sintesis gas untuk produk petrokimia, fertilizer dan sebagainya. Bisa ditingkatkan nilai bakarnya menjadi batu bara dengan kalori tinggi untuk industri baja. Dengan gasifikasi untuk memenuhi gas rumah tangga,” jelasnya. Dikatakannya, pemanfaatan batu bara tersebut merupakan bentuk peningkatan nilai tambah yang menjadi amanat Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba). Artinya bukan hanya batu bara saja, produk pertambangan lainnya seperti tembaga, nikel, timah pun harus ditingkatkan nilai tambahnya. Program peningkatan nilai tambah batubara. Ke depannya, kata dia, bagaimana bisa mengutilisasi alternatif sumber daya hidrokarbon ini untuk bisa menjadi pengganti. “Karena gas tadi bisa dipakai untuk feed stoke industri juga seperti pabrik pupuk, petrochemical dan lainnya. Batu bara ini bisa menggantikan fungsi gas. Ke depannya sesudah 50 tahun harus ada solusi. Sekarang ini sudah mulai konversi diesel dengan biodiesel,” jelasnya. Kemudian, melakukan konversi bahan bakar fosil dengan bahan bakar nabati yakni biodiesel 30 persen (B30). Namun dia menyebut untuk meningkatkan campuran bahan bakar nabati tersebut menjadi B40/B50 maka harus melalui kajian mendalam. Pasalnya, harus mempertimbangkan ketersediaan bahan baku yang dalam hal ini kelapa sawit. Kebijakan mandatory biodiesel. Untuk memproduksi setara 1 juta bph minyak mentah maka diperlukan lahan sawit sekitar 14 juta hektare. Semakin besar kebutuhan maka luasan lahan pun semakin bertambah. “Kuncinya maka harus meningkatkan produksi sawit, entah ekstensifikasi atau optimalisasi yang ada,” ujarnya. Saat disinggung mengenai kebijakan harga, Arifin mengatakan bahwa untuk BBM, pemerintah telah menugaskan Pertamina melalui kebijakan BBM Satu Harga, dimana Pertamina harus memenuhi kebutuhan BBM untuk masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air dengan harga yang sama. “Dulu harga itu berbeda. Di barat dan timur punya disparitas harga besar. Sekarang ini kebijakannnya satu harga. Ada 100 station yang melayani masyarakat dan ke depannya akan terus ditambah,” jelas Arifin.

https://www.beritasatu.com/yudo-dahono/ekonomi/680611/menteri-esdm-investor-bebas-pilih-skema-kontrak-migas

Wartaekonomi.co.id | Minggu, 27 September 2020

PLTMG Ambon Peaker Beroperasi, Siap Dukung Investasi di Ambon

PLN siap untuk terus mendukung investasi di Ambon. Salah satunya adalah dengan mengoperasikan PLTMG Ambon Peaker berkapasitas 30 MW yang terletak di Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Sejak diresmikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada tanggal 16 Juli lalu, PLTMG Ambon Peaker menopang hampir 50% beban kelistrikan yang ada di sistem kelistrikan Ambon. Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa saat ini sistem kelistrikan Ambon memiliki Daya Mampu sebesar 99,34 MW dengan Beban Puncak mencapai 53,1 MW sehingga terdapat cadangan daya sebesar 46,24 MW. “Pembangunan PLTMG Ambon Peaker juga sebagai langkah strategis PLN dalam memenuhi pertumbuhan demand kelistrikan di Pulau Ambon yang terus meningkat dengan rata-rata 9% setiap tahunnya,” ujar Darmawan dalam keterangan pers, Minggu (27/9/2020). Darmawan menjelaskan, biaya investasi yang dikeluarkan dalam pembangunan PLTMG Ambon Peaker ini sebesar Rp 234.008.116.774. Pengoperasian PLTMG Ambon Peaker telah menggunakan bahan bakar B30 sesuai dengan arahan dari pemerintah. “Dengan menggunakan B30, bahan bakar yang digunakan pada PLTMG Ambon Peaker sudah menggunakan energi yang ramah lingkungan. Tentunya pemanfaatan B30 juga menurunkan emisi dan memberikan peningkatan performa daya mesin dengan daya serap FAME yang tinggi,” kata Darmawan. PLN juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang sudah membantu kelancaran pembangunan infrastruktur kelistrikan ini, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. “Semoga dengan beroperasinya PLTMG Ambon Peaker ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan geliat investasi di Ambon,” ucap Darmawan.

https://www.wartaekonomi.co.id/read306118/pltmg-ambon-peaker-beroperasi-siap-dukung-investasi-di-ambon

Sawitindonesia.com | Sabtu, 26 September 2020

Ketum ASPEKPIR: B30 Untungkan Petani, Ada Kepentingan Asing Dibalik Kampanye Negatif

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (ASPEKPIR) Indonesia menyatakan program biodiesel 30% atau B30 berdampak positif untuk menjaga stabilitas harga TBS petani. Setiyono, Ketua Umum DPP ASPEKPIR Indonesia mengatakan program B30 yang dicanangkan pemerintah sangat bagus bagi penyerapan  konsumsi CPO dalam negeri. “Dengan B30, bagi  kami petani plasma sangat membantu untuk menjual TBS ke perusahaan inti dengan harga terjamin. Pola plasma PIR sudah diatur, selama ini untuk harga tidak ada persoalan karena kita sudah bermitra dengan perusahaan inti,” ujarnya kepada sawitindonesia.com dalam sambungan telepon, Jumat (25 September 2020). Ia menyayangkan maraknya kampanye negatif kepada program B30 terutama mengaitkan dampak B30 kepada petani. Sebab, tidak benar apabila dikatakan B30 merugikan petani dan tidak menguntungkan. “ Saya sangat tidak setuju (kampanye negatif B30). Kalau pemerintah punya program yang baik kita harus dukung sekecil apapun kebijakan itu pasti ada untuk rakyat jadi kalau ada LSM yang selalu kampanye negatif itu  harus dipertanyakan sebetulnya dia membela bangsa Indonesia atau  membela kepentingan Eropa alias Asing,” tegasnya.

Menurutnya, petani sangat mengapresiasi  upaya pemerintah dengan program B30 sangat mendongkrak konsumsi CPO dalam negeri. Seperti kita ketahui, produksi CPO saat ini sudah mencapai 40 juta ton, dengan adanya program mandatori B30 sangat bagus karena bisa mendongkrak harga TBS dari petani. “Saya berpendapat dengan adanya jaminan harga CPO maka petani akan merasakan dampak positifnya. Lain halnya, jika ada penumpukan CPO di tangki-tangki secara otomatis petani akan terkena imbasnya, pabrik tidak membeli TBS dari petani. Disinilah pentingnya B30,” paparnya. Dikatakan Setiyono, program mandatori B30, B40 hingga B100 haruslah didukung. Tetapi yang perlu ditekankan petani harus bisa memahami posisinya, yang selama ini terjadi banyak yang tidak paham posisinya sehingga menambah runyamnya permasalahan yang dihadapi perkelapasawitan. Berdasarkan data Kementerian ESDM RI, Hingga pertengahan tahun 2020 tercatat penyerapan biodiesel telah mencapai 4,36 juta kilo Liter (kL) atau sudah mencapai sekitar 68% dibanding angka penyerapan sepanjang tahun 2019. “Pandemi ditengarai sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat penurunan serapan sektor transportasi, namun Pemerintah optimis di akhir tahun penyerapan FAME lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebagai dampak implementasi B-30,” ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta,

Investor Daily Indonesia | Senin, 28 September 2020

3 Faktor Penopang AKR Corporindo

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) masih memiliki prospek pertumbuhan kinerja keuangan yang baik tahun ini. Pertumbuhan bakal didukung oleh tiga faktor, yaitu peningkatan bauran pelanggan bahan bakar minyak (BBM), penguatan bisnis pendistribusian BBM secara ritel, dan penjualan lahan industri. Analis Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga mengungkapkan, berdasarkan hasil diskusi dengan manajemen AKR Corporindo terungkap bahwa volume pendistribusian BBM perseroan hingga kuartal III-2020 hampir menyamai realisasi kuartal III-2019. Perseroan juga berhasil meningkatkan bauran pelanggan dari dominasi perusahaan pertambangan ke industri lain. Peningkatan volume pendistribusian juga didukung oleh sektor ritel dan avtur. Sedangkan dari bisnis penjualan lahan industri, perseroan mempertahankan target penjualan seluas 25-30 hektare (ha) tahun ini. “Dari data tersebut terlihat bahwa prospek perseroan masih positif tahun ini, sehingga kami mempertahankan rekomendasi beli saham AKRA dengan target harga Rp 3.700. Target tersebut juga mempertimbangkan kenaikan margin keuntungan bersih yang diharapkan menopang kenaikan laba bersih tahun ini,” tulis Teguh dalam riset terbaru. Penjualan BBM perseroan untuk industri diperkirakan tumbuh 25,5% hingga kuartal III-2020. Perseroan juga diyakini berhasil menaikkan margin keuntungan bisnis penjualan BBM hingga kuartal III-2020. Peningkatan tersebut didukung oleh keberhasilan perseroan mendongkrak vol- ume pendistribusian ke pelanggan non-pertambangan. Adapun target volume penjualan BBM perseroan tahun ini mencapai 2,3-2,4 juta kiloliter. Volume tersebut telah mempertimbangkan penambahan alokasi dana pemerintah untuk penambahan penyaluran fatty acid methyl ester (FAME). Sedangkan ekspektasi pertumbuhan laba bersih perseroan tahun ini akan ditopang oleh perusahaan patungan perseroan dengan Petronas. Performa penuh perusahaan patungan tersebut baru terlihat tahun depan, apalagi pemerintah berkeinginan untuk memperbanyak penggunaan biodiesel yang menggunakan bahan baku metanol. Peningkatan volume penjualan perseroan juga bakal didukung oleh keinginan Asahimas untuk menaikkan kapasitas produksi yang diharapkan berdampak pada peningkatan permintaan petrokima AKR tahun depan. Terkait bisnis penjualan lahan industri di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), perseroan akan menghadapi tantangan berat. Sebab, hingga kuartal III-2020, realisasinya baru mencapai 10-15 ha. Meski demikian, manajemen perseroan tetap optimistis penjualan lahan industri seluas 25-30 ha tahun ini dapat tercapai. “Meski Indonesia masih dilanda wabah Covid-19, AKR Corporindo telah menunjukkan perbaikan yang terlihat sejak awal tahun terkait penjualan bahan bakar industri. Ini didukung pulihnya penjualan lahan industri perseroan dan penjualan ritel bahan bakar dan avtur yang menunjukkan peningkatan,” jelas Teguh. Dia pun memperkirakan lonjakan margin keuntungan kotor (gross margin) perseroan menjadi 11,5% tahun ini dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar 9,7%. Begitu juga dengan margin keuntungan bersih (net margin) diharapkan bertumbuh dari 3,3% menjadi 4,9%. Peningkatan margin bakal membuat laba bersih perseroan bertumbuh, meskipun pendapatan diperkirakan turun tahun ini. Laba bersih AKR Corporindo diprediksi meningkat menjadi Rp 998 miliar tahun ini dibandingkan perolehan tahun lalu senilai Rp 717 miliar.

EBITDA juga diharapkan meningkat dari Rp 1,42 triliun menjadi Rp 1,71 triliun. Namun, penda- patan perseroan diproyeksi turun dari Rp 21,7 triliun menjadi Rp 20,36 triliun. Sebelumnya, analis UOB Kay Hian Sekuritas Arandi Ariantara mengungkapkan, aktivitas industri kembali mengalami peningkatan setelah pemerintah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Dengan sejumlah ekspektasi ini, AKR Corporindo diproyeksikan mampu untuk membukukan volume penjualan BBM sebanyak 724 ribu kiloliter pada semester II tahun ini, sehingga bisa berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan,” tulis Arandi dalam risetnya. Berbagai faktor tersebut mendorong UOB Kay Hian Sekuritas untuk mempertahankan proyeksi kenaikan laba bersih AKR Corporindo menjadi Rp 793,7 miliar tahun ini dibandingkan raihan tahun lalu sebanyak Rp 717,2 miliar. Sedangkan pendapatan pers- eroan diproyeksi turun dari Rp 21,7 triliun menjadi Rp 17,53 triliun. Adapun saham AKRA direkomendasikan beli dengan target harga Rp 3.600. Target harga tersebut merefleksikan kinerja keuangan perseroan pada semester 1-2020 yang sesuai harapan, terbukanya peluang peningkatan kinerja operasional seiring dengan pertumbuhan aktivitas bisnis, dan pembagian dividen tahun buku 2019. Di lain pihak, analis Samuel Sekuritas Indonesia Ilham Akbar Muhammad mengungkapkan, outlook volume pendistribusian bahan bakar AKR Corporindo diperkirakan tetap tumbuh positif sampai akhir 2020. Hal itu diharapkan berdampak pada peningkatan laba bersih perseroan sepanjang tahun ini. Prospek pertumbuhan yang lebih baik tersebut mendorong Samuel Sekuritas merevisi naik target kinerja keuangan AKR Corporindo tahun 2020 dan 2021. Target laba bersih tahun ini direvisi naik dari Rp 745 miliar menjadi Rp 769 miliar. Begitu juga dengan perkiraan pendapatan tahun 2020 direvisi naik dari Rp 18,75 triliun menjadi Rp 20,44 triliun. Ekspektasi membaiknya kinerja keuangan perseroan pada paruh kedua tahun ini didukung oleh proyeksi kenaikan hargajual BBM dan bahan kimia mulai kuartal III-2020. Hal ini berbeda jauh dengan penurunan drastis harga BBM dan kimia masing-masing 44% dan 20,6% pada kuartal 11-2020, sejalan dengan anjloknya harga minyak dunia di pasar global. Samuel Sekuritas juga merevisi naik target laba bersih AKR Corporindo tahun 2021 dari Rp 875 miliar menjadi Rp 879 miliar. Sedangkan perkiraan pendapatan direvisi naik dari Rp 21,64 triliun menjadi Rp 23,25 triliun. “Hal ini mendorong kami untuk mempertahankan rekomendasi beli saham AKRA dengan target harga Rp 3.800,” tulis Ilham dalam risetnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *