Gandeng Hino Academy, Putra Rajawali Kencana (PURA) latih mekanik secara online

| Articles
Share Share on Facebook Share on Twitter Share on Whatsapp

Kontan.co.id | Senin, 1 Juni 2020

Terdampak covid-19, realisasi penyaluran B30 turun 15% dari kondisi normal

Realisasi penyaluran program campuran biodiesel 30% dengan solar atau B30 juga tak luput terdampak dari adanya wabah virus corona (Covid-19). Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Andriah Feby Misnah menuturkan realisasi sampai dengan 26 Mei 2020 lalu capai angka kurang lebih 34,95% atau 3,352 juta kiloliter dari target 9,6 juta kiloliter pada 2020. Andriah menambahkan jika dibandingkan dengan target pada saat kondisi normal atau saat belum terjadi pandemi memang ada penurunan sebesar 15%. “Kalau dibandingkan dengan kondisi normal ada penurunan kurang lebih 15% dari target pada kondisi normal,” kara Andriah saat dihubungi Kontan.co.id pada Senin (1/6). Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Paulus Tajkrawan menyampaikan data produksi dan distribusi Aprobi 2020 pada Maret 2020 untuk produksi total ada 751.368,56 kiloliter, dan total distribusi domestik ialah 788.212,085 kiloliter. Adapun bulan April 2020 total produksi sejumlah 702.489,552 kiloliter dengan total distribusi domestik sebanyak 643.131,979 kiloliter. Sedangkan total distribusi domestik dari Januari hingga April 2020 ialah 2.895.313,947 kiloliter, dimana total produksi diperiode yang sama ialah 2.864.937,597 kiloliter.

Paulus menyebut untuk kendala dalam realisasi selama ini tidak ada, namun untuk penurunan bulan April disebut masih normal lantaran memang kondisi pandemi yang masih berlangsung. “April ada penurunan, juga pasti Mei. Namun untuk Mei, data belum terkumpul. (Pengaruh pandemi Covid-19) Ya ada, penurunan volume pemakaian ya, yang menurut saya normal dalam keadaan pandemi,” terang Paulus. Dari berita KONTAN sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemerintah siap mengimplementasikan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). PEN tersebut dalam rangka menanggulangi dampak kebelanjutan corona virus disease 2019 (Covid-19) terhadap perekonomian dalam negeri. Total anggaran Program PEN ini mencapai Rp 641,17 triliun, dimana didalamnya juga dianggarkan untuk BBN. Anggaran sebesar Rp 2,78 triliun untuk subsidi bahan bakar nabati (BBN) dalam rangka covid B30.

https://industri.kontan.co.id/news/terdampak-covid-19-realisasi-penyaluran-b30-turun-15-dari-kondisi-normal?page=all

Kontan | Selasa, 2 Juni 2020

Pandemi Membuat Target Program B30 Meleset

Program B30 tak luput dari dampak pandemi Covid-19. Target realisasi penyaluran biodiesel meleset. Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andriah Feby Misnah bilang realisasi program B30 sampai 26 Mei 2020 baru 3,352 juta kiloliter. Angka tersebut baru 34,95% dari target tahun ini yang sebesar 9,6 juta kiloliter. Jika dibandingkan dengan target saat kondisi normal dan sebelum pandemi, realisasi per 26 Mei lebih rendah. “Kalau dibandingkan ada penurunan kurang lebih 15% dari target padakondisi normal,” kara Andriah kepada KONTAN, Senin (1/6). Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Paulus Tajkrawan menyatakan data produksi dan distribusi APROBI hingga akhir Maret 2020 untuk produksi total ada 751.368,56 kiloliter dan total distribusi domestik sebanyak 788.212,085 kiloliter.

Adapun bulan April 2020 total produksi sebanyak 702.489,552 kiloliter dengan total distribusi domestik sebanyak 643.131,979 kiloliter. Sedangkan total distribusi domestik dari Januari hingga April 2020 tercatat 2,895 juta kiloliter dan total produksinya mencapai 2,864 juta kiloliter. Penurunan tersebut menurutnya hal yang wajar di masa pandemi Covid-19. Sebab pandemi membuat banyak bidang usaha terganggu aktivitasnya. “Begitu juga pada Mei meskipun untuk data Mei, belum terkumpul,” katanya kepada KONTAN, Senin (1/6). Pemerintah sendiri sudah menganggarkan subsidi untuk bahan bakar nabati sebagai implementasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Dari total anggaran PEN, sekitar Rp 2,78 triliun diperuntukkan untuk subsidi bahan bakar nabati.

Majalah Tempo | Senin, 1 Juni 2020

OPTIMISME KEBERLANJUTAN ENERGI TERBARUKAN

Anjloknya harga minyak dunia tidak boleh menyurutkan upaya menerapkan sumber energi pengganti bahan bakar fosil. Harga minyak dunia yang merosot tajam ke level terendah dalam 19 tahun, turut berdampak pada sektor minyak dan gas nasional. Terutama mempengaruhi kelangsungan implementasi bauran solar dan minyak Kelapa Sawit 30 persen atau biodiesel 30 (B30). Di lain sisi, implementasi B30 ini menjadi salah satu langkah tepat untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, meningkatkan kesejahteraan petani, menekan impor migas, dan menjadi tonggak pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), pemerintah menargetkan pada 2025 porsi EBT dalam bauran energi nasional di Indonesia mencapai 23 persen. Melalui mandatori B30 yang digulirkan sejak 1 Januari 2020 silam, pemerintah memproyeksikan B30 dapat menyerap kebutuhan biodiesel sebanyak 9,59 juta kiloliter pada tahun ini. Ketua Umum Asosiasi Produsen biofuel Indonesia (APROBI), Master Parulian Tumanggor, mengatakan penurunan harga minyak global memang berdampak negatif bagi harga komoditas lainnya, tak terkecuali harga minyak Kelapa Sawit atau crude Palm Oil (CPO). Jika harga minyak dunia terus turun, maka selisih harga acuan atau Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan harga CPO semakin besar. Kendati demikian, hal itu bukan alasan penghentian implementasi B30.

“Fluktuasi harga minyak dunia sifatnya sementara karena Covid-19, sehingga harga minyak dunia sempat minus meskipun secara teori itu tidak ada. Dari sisi konsumen tentu mau energi murah, tapi apakah kita mengesampingkan dampak lingkungan? Dengan green energy kesehatan masyarakat bisa lebih baik, kehidupan petani sawit kita juga akan lebih baik. Kualitas B30 sudah lulus uji dan selalu kita perhatikan,” ujarnya dalam Dialog Industri “Untung-Rugi Minyak Murah” di YouTube Tempodotco, Rabu, 20 Mei 2020. Tumanggor menambahkan, pihaknya optimistis masyarakat transportasi akan semakin melirik penggunaan B30. Hasil pengujian atau uji jalan atas B30 sepanjang 2019 menunjukkan nilai positif. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa bahan bakar campuran nabati B30 aman bagi mesin kendaraan. Sekaligus tidak terjadi dampak yang signifikan dari penggunaan B20 dan B30. Keberhasilan ini turut mendorong percepatan implementasi B40 dan B50 agar Indonesia bisa terus mengurangi impor minyak.

Menyikapi besarnya selisih harga indeks pasar bahan bakar nabati (HIP BBN) dengan HIP Solar, Fajar Wahyudi, Kepala Divisi Unit Penyaluran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), mengatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Saat ini selisih antara HIP BBN dan HIP Solar berada pada kisaran Rp 5.000 per liter, sedangkan pada Januari 2020 selisihnya hanya Rp 2.000 per liter. Insentif untuk program biodiesel diberikan meski tidak secara penuh. “Komite pengarah memutuskan bahwa selisih harga yang akan dibayar BPDP Rp 3.250 per liter itu termasuk ongkos angkut dan PPN,” katanya. Meskipun demikian, upaya tersebut membantu keberlangsungan program B30. Montty Girianna, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN Riset dan Inovasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan pemerintah berkomitmen program B30 tetap berjalan setidaknya hingga akhir tahun.

Gatra.com | Jum’at, 29 Mei 2020

Anggota DPR Sebut Ada Kejanggalan di APBN-P 2020

Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad mengatakan terdapat kejanggalan dalam pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara – Perubahan (APBN-P) 2020 yang disusun pemerintah. “Di tengah pandemi Covid-19, ada program Biodiesel 30% (B30). Sebetulnya memang di dalam APBN 2020 ini sudah masuk, tapi kenapa ini dimunculkan lagi dengan menggunakan dasar dari Perppu ini. Kita mau mendorong B30 ini, tapi kita tahu harga minyak sekarang kan sudah turun. Artinya apakah saat ini masih bisa dijadikan prioritas untuk dilakukan?” katanya di Jakarta, Jumat (29/5). Bahkan ia menduga, program B30 ini merupakan sebuah titipan. Pasalnya, di masa pandemi saat ini, ketersediaan APBN sangat terbatas. “Bukankah program B30 ini adalah program titipan, dan siapa di sektor ini? Kita tahu pelaku yang bermain di sektor ini adalah konglomerat. Kok bisa kita masih mendorong B30 di dalam skema pemulihan ekonomi nasional ini,” ucapnya.

Selain itu, terdapat pengalokasian anggaran untuk 12 BUMN. Padahal menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 ini pun, BUMN memang memiliki banyak permasalahan. Malahan menurutnya, beberapa BUMN saat ini malah menjadi kompetitor bagi pengusaha swasta. “Seperti Hutama Karya, itu mengerjakan proyek pemerintah, sahamnya milik pemerintah, terus proyeknya pemerintah, dananya dari pemerintah, begitu kekurangan dana pemerintah kasih lagi. Sementara, dia justru selama ini yang menjadi kompetitor terhadap pelaku usaha, dunia swasta, private sektor,” jelasnya. Seharusnya, lanjut Kamrussamad, bisa dilakukan merger terhadap perusahaan-perusahaan BUMN semacam ini. Atau, bagi perusahaan BUMN yang terkait jatuh tempo pembayaran utang, bisa melakukan renegosiasi dengan debitur. Harusnya, untuk pemulihan ekonomi nasional, pemerintah memfokuskan diri pada sektor riil dan sektor keuangan saja. Sektor riil, bisa difokuskan pada ketersediaan pangan yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Sedangkan sektor keuangan akan menopang sektor riil baik secara langsung maupun tidak langsung.

“Kita lihat, mana sektor-sektor produksi kita yang macet karena Covid-19 dan perlu likuiditas di bidang pangan. Itu yang kita dorong. UMKM dan sektor informal, serta industri padat karya atau produk-produk yang diperlukan masyarakat dan tidak bisa ditunda. Itu yang harus menjadi prioritas utama dalam alokasi, dalam program pemulihan ekonomi nasional. Sektor keuangan sudah jelas, perbankan harus dibantu, harus diberikan penguatan likuiditas. Kemudian perusahaan pembiayaan, juga koperasi dan lembaga keuangan mikro. Karena di situ banyak sekali pelaku usaha kecil,” tegasnya.

https://www.gatra.com/detail/news/480280/ekonomi/anggota-dpr-sebut-ada-kejanggalan-di-apbn-p-2020

Kontan.co.id | Senin, 1 Juni 2020

Gandeng Hino Academy, Putra Rajawali Kencana (PURA) latih mekanik secara online

PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) gandeng PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) untuk memberikan pelatihan online kepada mekanik perusahaan. Kegiatan pelatihan berlangsung selama tiga hari, yakni pada 27 – 29 Mei 2020. Secara total, terdapat sembilan materi yang diajarkan dalam pelatihan tersebut. Beberapa di antaranya meliputi dasar-dasar mesin dan sasis, maintenance mesin dan sasis, serta pengenalan B30 dan common rail. Corporate Secretary PURA Ratna Hidayati mengatakan, pemberian pelatihan bertujuan untuk memberikan penyegaran kepada mekanik perusahaan di tengah masa pandemi virus corona. Menurut Ratna, pengetahuan karyawan harus terus ditingkatkan dan diperbarui. Dengan cara tersebut, perusahaan bisa terus menjaga kualitas layanan kepada pelanggan. “Kami berharap para mekanik perusahaan dapat kembali menyegarkan kembali serta meningkatkan pengetahuan mereka dari pelatihan ini,” kata Ratna dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (1/6).

Upaya peningkatan SDM tersebut dilakukan melalui program HMSI yang bernama Hino Academy. Asal tahu saja, program Hino Academy merupakan program pelatihan secara terbuka untuk pelanggan setia dan diler Hino di seluruh Indonesia.  Program ini berisi kegiatan pelatihan untuk mekanik seperti program pelatihan mengenai perawatan, perbaikan kendaraan, engine overhaul, dan chassis overhaul. Pelatihan ini digelar agar armada bisnis yang dimiliki pelanggan tetap dalam kondisi prima dan mampu beroperasi secara  maksimal. Customer Mekanik Training Section Head Hino Academy Deden Wahyu mengatakan, sebelumnya Hino Acedemy telah memberikan pelatihan sejenis di masa pandemi. Akan tetapi sasarannya kala itu adalah mekanik diler. “Pada awal Mei ini kami jajaki dengan mekanik customer. Artinya, Pura Trans adalah pertama dan pionir untuk training mekanik online. Kamu juga ucapkan terima kasih atas antusiasme mekanik Pura Trans bergabung dalam training online ini,” kata Deden. Apresiasi untuk peserta training juga disampaikan oleh Technical Training & Total Support Center Department Head Hino Training Division, Suyadi. Menurutnya, kegiata pelatihan berlangsung dengan dengan alur diskusi  yang memuaskan. “Semoga bermanfaat bagi rekan mekanik dan perusahaan Rajawali Group,” pungkas Suyadi.

https://industri.kontan.co.id/news/gandeng-hino-academy-putra-rajawali-kencana-pura-latih-mekanik-secara-online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *